Tidak Ada New York Hari Ini
Di Halaman Belakang Puisi Ini
Puisi adalah pesta
Seperti ulang tahun atau pernikahan
Tetapi membenci perayaan
Ada beranda di halaman belakang
buat setiap tamu yang datang
Aku biarkan orang-orang berbincang
dan bersulam,
dengan diri sendiri
Aku mungkin tidak berada di sana
Aku sedang duduk menemani diriku
di taman kota
atau perpustakaan
atau terjebak pesta berbeda
dalam puisi yang belum dituliskan
Aku mengundang kau juga
Datanglah
Masuklah
Tidak ada kamera tersembunyi
yang mengawasimu
seperti di tiap sudut kota
Di puisiku,
hanya akan kau temukan
tubuhmu jatuh dengan seseorang
Dia menciummu
hingga kau lupa
Kau pernah merasa ditinggalkan
Kau boleh membayangkan dia adalah aku
Atau siapapun yang kau inginkan
Ketika ada yang bertanya tentang cinta
Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
Kau meilhat langit membentang lapang
Menyerahkan diri untuk dinikmati
Tetapi menolak untuk dimiliki
Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
Aku melihat nasib manusia
terkutuk hidup di bumi
Bersama jangkauan lengan mereka
yang pendek
Dan kemauan mereka
yang panjang
Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta
Kau bayangkan aku seekor burung kecil
yang murung
Bersusah payah terbang
mencari tempat sembunyi
Dari mata peluru para pemburu
Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
Aku bayangkan kau satu-satunya
pohon yang tersisa
Kau kesepian,
dan mematahkan cabang-cabang sendiri
Ketika ada yang bertanya tentang cinta
Apakah sungguh yang dibutuhkan
kemewahan kata-kata?
Atau cukup
ketidaksempurnaan kita
Akhirnya Kau Hilang
Akhirnya kau pergi dan aku akan
menemukanmu di mana-mana
Di uadara dingin yang menyusup
dibawah pintu
Atau di baris-baris puisi lama yang diterjemahkan
dari bahasa-bahasa kalbu
Di sepasang mata gelandangan
yang menyerupai jendela rumah
Berbulan-bulan tidak dibersihkan
Atau di balon warna-warni
yang melepaskan diri dari tangan seorang bocah
Akhirnya kau pergi dan aku
akan menemukanmu di jalan-jalan yang lengang
Atau bangku-bangku taman yang kosong
Aku menemukanmu di salju yang menutupi kota
Seperti perpustakaan raksasa
Aku menemukanku di gerai-gerai kopi
Udara, dan aroma makanan yang kurang
atau terlalu matang
Aku menemukanmu berbaring di kamarku yang kosong
Saat aku pulang dengan kamera di kepala
berisi orang-orang murung yang tidak ku kenal
Kau sedang menyimak lagu
yang selalu kau putar
Buku cerita yang belum kelar kau baca
Telungkup, bagai bayi tidur di dada mu
Tidak sopan katamu
Mengerjakan hal lain,
sambil menyimak kesedihan, dinyanyikan
Akhirnya kau hilang
Kau meninggalkan aku
dan kenangan ini
Satu-satunya
Masa depan yang tersisa
Batas
Batas,
Semua perihal diciptakan sebagai batas
Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain
Hari ini membatasi besok dan kemarin
Besok batas hari ini dan lusa
Jalan-jalan memisahkan
deretan toko dan perpustakaan kota,
bilik penjara dan kantor walikota,
juga rumahmu
Dan semua tempat dimana pernah ada kita
Bandara dan udara
memisahkan New York dan Jakarta
Resah di dadamu
dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini
Dipisah kata-kata
Begitu pula rindu
Hamparan laut dalam
antara pulang, dan seorang petualang yang hilang
Seperti penjahat dan kebaikan
Dihalang uang dan undang-undang
Seorang ayah membelah anak
dari ibunya, dan sebaliknya
Atau senyummu
Dinding antara aku dan ketidakwarasan
Persis segelas kopi tanpa gula
Menjauhkan mimpi dari tidur
Apa kabar hari ini?
Lihat tanda tanya itu
Jurang antara kebodohan
dan keinginanku
Memilikimu
sekali lagi

Leave a Comment