Saya adalah Gadjah Mada Muda

?

Sabtu, 7 Mei 2016 saya dan teman-teman saya di wisuda di Pendopo Kabupaten. Semuanya berjalan baik-baik saja, senyum terbesit di mana mana. Blitz kamera dan bunyi soundeffect jepret kamera di mana mana. Bling bling kebaya di mana. Mereka semua bahagia. Sejatinya saya pun juga. Tapi bayang-bayang misteri 2 hari yang akan datang berperang melawan keceriaan hari itu.

Senin, 9 Mei 2016. Saya dan beberapa teman masih sibuk di sekolah mengurus proyek film angkatan. Sampai tengah hari kami mengambil scene terakhir, grup-grup sosial media mulai ramai. Ponsel kami berebutan membunyikan nada dering notifikasi. Kabar duka dan suka berseling mewarnai langit cerah siang itu. Kabar gila dan mustahil beruntaian terdengar sampai ke rumah teman tempat kami mengambil gambar. Jantung mendadak berdebar, keringat dingin titik demi titik menembus pori. Kami yang ada di situ saling memberi sinyal tanda tak mampu. Kami mengakhiri take siang itu dan menyegerakan pulang. Saya menaikki motor lebih kurang satu kilometer tanpa menumbuhkan ekspektasi apa-apa, karena takut itu tak sampai. Sampai rumah, saya membuka ponsel dan nimbrung dalam keributan di grup whatsapp. Semua sudah bertanya bagaimana dengan saya, termasuk diri saya sendiri. Tapi desakan rasa aneh dari dalam perut memaksa saya harus buang hajat dulu, baiklah..

Kembali saya langsung membuka laptop, menyiapkan amunisi untuk menata hati dengan apa yang akan saya lihat nanti. Ibu masih sibuk di dapur, ayah sedang keluar. Baik, mereka sedang tidak dalam antusiasme rasa penasaran. Paling tidak, bila yang terdengar kabar buruk, tidak sampai membuat jantung tersendat dan  nafas tersengal sengal. saya membuka ponsel, sudah banyak pesan masuk, ada yang hanya pesannya berisikan emot orang menangis, ada yang hanya mengetik satu kata Alhamdulillah.

Kembali lagi, saya dihadapkan dengan keadaan yang sulit, saya tidak bisa log in di web pengumuman. Saya lapor ke grup, dan dibalas dengan hujan tawaran teman-teman untuk membukakan. Hmm, saya pikir itu tidak akan asik. Baiklah, saya coba lagi. Kabar dari teman-teman akan ada warna biru kalau kamu lolos, dan merah kalau kamu... belum lolos. Saya menurunkan layar laptop sampai saya tidak bisa melihatnya, lalu saya scroll ke bawah, dan.. ada warna merah. Oh tidak! Pelan-pelan saya baca lagi seksama, dan....


Langsung saya mengucap Alhamdulillah dan saya berlari ke dapur memeluk kaki ibu yang sedang mengangkat krupuk dari wajan penggorengan. Ya, sinetron. Tapi rasa senang saat saya melihat warna dominasi biru di layar laptop mengalahkan acara sinetron di rumah kami siang itu. 

******

PPSMB Palapa 2016: Mengakar Kuat, Menjulang Tinggi

Tak lama, tiba-tiba saja tugas PPSMB (nama masa orientasi mahasiswa baru di UGM) sudah rilis. Mantab sekali, saat beberapa universitas lain bahkan belum menyelesaikan seleksi jalur masuknya, UGM sudah siap menyambut mahasiswa barunya. Saat mengerjakan tugas-tugas itu sebenarnya lbih ke banyak mengeluh sih, tiap hari menulis puluhan lembar buku tulis sambil menatap laptop dengan mulut dan hati menggerutu. Alah. Tapi tidak kok, rasa hangat dibalut jas almamater UGM lebih banyak berputar putar di atas kepala. Jadi begitulah, hari-hari setelah daftar ulang, tes AcEPT, dan pengambilan jas almamater hingga gladi bersih PPSMB diisi dengan tugas, dan juga tugas. 
Oh tapi sebenarnya tidak hanya tugas. Saya masih harus ikut tes masuk 2 sekolah tinggi kedinasan, yaitu STAN dan STIS yang rangkaian tes nya dimulai setelah pengumuman SNMPTN. Jadi, saya ikut tes paling tidak tanpa rasa takut dan khawatir karena bila yang terjadi selanjutnya adalah kemungkinan terburuk, saya masih punya Geografi UGM untuk tempat bernaung. Nikmat Allah manalagi yang pantas engkau dustakan wahai Tama yang lemah?

******

Jumat, 29 Juli 2016 untuk ke sekian kalinya saya kembali Jogja. Kali ini untuk sesuatu yang besar dan serius, PPSMB, dan mungkin kuliah. Ya, mungkin. Karena saat itu saya belum tahu kemana sebenarnya saya akan kuliah. Tapi paling tidak, satu dari jutaan tempat yang ingin saya kunjungi sudah tercapai, UGM. 

Sabtu, 30 Juli 2016 adalah hari gladi bersih. Ada kisah konyol yang terjadi di Fakultas Geografi pagi itu. Warna caping yang seharusmya digunakan Gamada Geografi 2016 adalah putih, sementara saya, membawa caping biru (which is dalam periode pembuatannya terjadi perdebatan hebat hanya karena kode warna cat biru yang harus digunakan). Oke, saya baik-baik saja. Seharian itu caping legendaris itu sata tutup kresek untuk menyembunyikan kemaluan besar yang akan terjadi bila satu fakultas melihat ke arah saya. Tapi, gamada itu seakan para malaikat yang diturunkan dari langit, mereka semua baik-baik kok. Mereka ternyata malah berusaha membantu saya mencari ke pedagang-pedagang di sekitar kampus. Berbeda bila hal ini terjadi di kelas saat SMA, mereka semua pasti sudah mengutamakan tertawa! Huh, tapi justru hal seperti ini yang kadangkala membuat rindu masa SMA.

Senin, 1 Agustus 2016 sampai Sabtu, 6 Agustus 2016 sayamenjalani PPSMB (Pelatihan Pembelajaran Sukses Mahasiswa Baru) baik di tingkat Universitas, PPSMB Palapa, ataupun di tingkat Fakultas Geografi, PPSMB Geospace. Jadi, pada hari ke-3 dan 4 itu kami melaksanakan PPSMB di fakultas masing-masing sesuai ketentuan fakultas masing-masing. PPSMB Palapa 2016 bertema "Mengakar Kuat, Menjulang Tinggi". Saat Palapa, kami dibagi dalam gugus-gugus secara acak. Sementara saat Geospace, dibagi dalam kelompok-kelompok. Saya masuk dalam Gugus Poerbatjaraka-7 dengan kelas di Fakultas Ilmu Budaya, dan Kelompok Pleiades. Pada hari ke-1, 2, 5 dan 6 setiap pagi saya berangkat lewat jalan belakang Balairung yang teduh, bahkan seringkali gerimis sehingga aspal-aspalnya basah. Saat melewati persimpangan Fakultas Kehutanan, saya berbelok ke arah kanan/selatan ke arah Grha Sabha Pramana (GSP), gedung kebanggaan Gamada yang saya sudah sempat masuk ke dalamnya. Yeay! Dimana pohon-pohon yang rimbun menutupi atas jalan tersebut layaknya atap alami. Di bawahnya teman-teman seperjuangan saya memakai almamater coklat-khaki berwara-wiri saling menukar salam dan senyum. Uh, semuanya masih tergambar jelas.

Jalan di samping Balairung

Kesan saat pembukaan, asik, gila. Liat penampilang UKM, semuanya mantab. Satu yang menarik saat pembukaan adalah atraksi terjun payung oleh para penerjun dari Kopassus TNI yang merupakan kerjasama dari para alumni Resimen Mahasiswa UGM yang juga hadir di GSP siang itu, yang otomatis mereka semua sudah tuwir, tapi tetap keren dan seakan baru lulus kemarin. Selain itu, waktu pembukaan dan dipukul gongnya oleh Ibu Dwikorita, tubuh ikut bergetar. Saya lihat ke arah samping kanan dan kiri, dan ya, saya seorang Gadjah Mada Muda (Gamada) bersama mereka semua.

Atraksi Terjun Payung


They were looked like a candy

Saat aktivitas kelas bersama Gugus Poerbatjaraka-7, saya berkenalan dengan orang-orang dari seluruh nusantara, dan berbagai Fakultas. Ada 2 co-fasilitator yang asik yang selama 4 hari menemani kami yaitu Kak Shabrina dan Kak Febri. Mereka yang tiap pagi mengecek di grup line apakah kami sudah bangun atau belum, sebab saya pernah terlambat bangun sekitar pukul 05:52 dan saat itu matahari sudah benar-benar terang. Ya, saya jogging dari kosan ke FIB. Tapi lumayan, menjadi salah satu pengalaman PPSMB.
Poerbatjaraka-7 PPSMB Palapa 2016

PPSMB sepenuhnya seru, termasuk Geospace. Saya dan calon geograf muda semuanya dikenalkan tentang apa itu geografi, dan bagaimana kita harus bertahan 4 tahun bersamana disini nanti. Satu hal yang baru saya sadari di sini, dan sebuah keterlambatan adalah soal jurusan. HM BAIK INI SERIUS DAN PENTING. Saya memilih Geografi Lingkungan karena saya pikir saya akan menemukan pelajaran seperti pengetahuan umum dan lari jauh dari geografi kebumian/alam/fisik dan lebih ke mempelajari lingkungan secara geografis yang kita tinggali. Itu salah besar. Geografi Lingkungan memang mempelajari lingkungan secara geografis, tapi bukan geografi yang saya tangkap. Jadi ini adalah pelajaran tentang geografi fisik. Akan ada mata kuliah (yang kalau saya akhirnya kesana mungkin saya akan botak di semester pertama) Kimia, Fisika dan Biologi. Mantab? Buat kalian yang suka dengan ilmu kebumian atau geografi fisik, seperti batuan dan tanah, ini sasaran empuk. Tapi sebelum dibuat pusing oleh pelajarannya, kita nikmati dulu Geospace-nya!

Di Kelompok Pleiades, saya bertemu orang-orang yang menyenangkan juga. Beberapa dari mereka adalah dari jurusan yang sama. Jadi di FGeo ada 3 Jurusan, Geografi Lingkungan, Pembangunan Wilayah, dan Kartografi Penginderaan Jauh. Kami menghabiskan 2 hari dari pagi hingga sore bersama, menyelesaikan games mencari jejak koordinat bersama, dan Ishoma bersama, yang kami isi dengan banyolan-banyolan tidak jelas. Haha, tapi itu mengasyikan, sungguh. Saat hari ke-2 a.k.a. hari terakhir, kami membuat formasi tulisan Geospace di Halaman Gedung Baru yang saya lupa namanya:( Maklum, 2 bulan tidak lagi menyambangi FGeo:( Walaupun hanya 2 hari, saat penutupan ada sedikit kesedihan karena kami sudah saling akrab satu sama lain. Hm, semoga kita bisa bertemu lagi ya semuanya!
PPSMB Geospace 2016: Integritas Mengakar, Geograf Muda Berkobar

Pleiades PPSMB Geospace 2016

Pleiades PPSMB Geospace 2016
Pleiades PPSMB Geospace 2016
Formasi Geospace

Tapi, dari semua keasyikan PPSMB, yang paling berkesan adalah saat hari ke-6, yaitu saat Penutupan di Lapangan GSP kebanggaan. Adalah sebuah tradisi bagi UGM untuk membuat formasi dan selebrasi pom-pom saat penutupan. Pada PPSMB 2015, dibentuk logo ASEAN, lalu PPSMB 2014 membentuk Garuda Pancasila dengan kibar Sang Merah Putih di belakangnya. Sementara PPSMB 2013 membuat Bendera Merah Putih Raksasa bertuliskan Indonesia Raya. Dan PPSMB 2012 membentuk gugus kepulauan Nusantara Indonesia sesuai warna filosofis logo PPSMB. Formasi-formasi itu dibentuk sesuai warna cat caping yang dipakai para Gamada. Lalu apa yang kami lakukan di PPSMB 2016?

Formasi Caping membentuk logo UN

Gila! Ternyata caping warna biru dan putih yang kami bawa membentuk logo United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa which is merepresentasikan seluruh dunia ada di lapangan GSP. Merinding tak bisa ditahan lagi. Sedikit flashback, jadi di hari terakhir PPSMB, sebelum pindah ke lapangan, di kelas kita disuruh menyusun asturo kita, yang kita masih belum tahu akan dibuat seperti apa dan kenapa kita harus membuatnya semacam itu. Seperti berlapis-lapis. Dan semuanya terjawab saat di lapangan GSP.

What make tears fall off

Tiba-tiba kami suruh mengangkat asturo, dan terbentuk simbol kepulauan nusantara seperti logo PPSMB 2012, mungkin semua yang ada di lapangan saat itu berteriak terperangah takjub. Belum selesai nafas terhela, kami suruh mengangkat asturo kedua dan terbentuk tulisan Indonesia Raya berlatar bendera Merah Putih. Dan lagi, kami mengangkat asturo dan terbentuk Lambang Negara Garuda Indonesia. Lalu asturo terakhir, memunculkan formasi asturo logo ASEAN di layar LED besar di depan lapangan. Terdengar suara gamada berteriak bersahutan, histeris, dan beberapa mulai terisak tangis. Merinding kembali melanda sekujur tubuh. Apalagi saat MC yang hits sekali yaitu Mas Yudhis dan Mbak Sabella mengatakan kita semua resmi menjadi Gamada, mbrambang aku ndaaaaaaaaaa!

Perasaan sore itu sama sekali tidak mungkin terulang lagi, dalam rangka apapun, kapanpun. Semuanya langsung berhamburan untuk foto sana sini, berloncatan, berteriak-teriak tanpa kejelasan. Gila! Walaupun saat itu saya tahu penutupan ini juga menjadi lambang perpisahan saya dengan Bulaksumur, tapi perasaan hari itu tidak ternodai sedikitpun oleh perasaan selain perasaan bangga menjadi Gamada! Im Tama from Geography and Im Proud to be GAMADA, now and ever!

GSP from my eyes on closing ceremony
Kata-kata legend dari Mbak Sabella dan Mas Yudhis:D
Bertemu Alvin saat penutupan, Teknik Elektro, teman satu SMA
Poerbatjaraka-7 di depan FIB. I don't ever think that it was a farewell party too for me
Menunggu giliran masuk lapangan GSP yang mana sebenarnya panas dan gabut hm
Lanang-lanang e Pleiades ki lho nda
IM GAMADA, NOW AND EVER





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.