Hampir Setiap Hari


Saya mengambil gambar langit yang cerah itu beberapa hari yang lalu. Entah mengapa, saya merasa ada yang istimewa. Namun saya berusaha tidak menerimanya sebagai sesuatu yang istimewa. Sikap penolakan yang tidak wajar, yang sering sekali saya lakukan dengan tidak pada tempatnya. Begitupun saat berusaha tidak menerimamu sebagai sesuatu yang istimewa. Pada kenyataanya, langit hari itu memang terlampau istimewa, tidak hanya di Kendal--di mana saya berada, tapi juga di kota-kota lain: langit tampak menawan, termasuk Jakarta. Bahkan kata kunci Langit Jakarta sempat menjadi kata tren di Twitter.

Saya jadi merindukan Jakarta. Entah atas apa di dalamnya. Setiap kesempatan yang ia berikan? Mungkin.

Hampir setahun sejak saya memutuskan kembali aktif menulis di sini, yang hasilnya tidak juga seaktif itu. Tapi saya cukup senang dan merasa tenang. Hal-hal ngelanturbyang mungkin tidak akan pernah saya bicarakan pada orang--termasuk kamu--ini, akhirnya malah saya taruh di tempat serupa pinggir jalan ini, di mana orang-orang dari mana saja, dapat dengan tidak sengaja menemukannya ketika lewat. Bulan terakhir tahun lalu berjalan penuh rencana (termasuk kembali menulis blog) dengan akhir yang diluar rencana. Maka bulan terakhir di tahun ini, tak akan saya berikan satu rencanapun. Saya ingin memandang tahun depan sebagai hutan belantara di mana saya akan lebih banyak menemukan alih-alih mencari, karena satu-satunya hal yang perlu saya temukan adalah jalan keluar.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.