Penghujan


Akhir-akhir ini, saya sedikit takut dengan malam, dengan tidur, dengan bangun di esok pagi. Selain hidung dan tenggorokan yang rasanya semakin penuh sumpalan, saya takut kalau-kalau tak bisa bertemu lagi dengan pagi di hari selanjutnya. Saya baru memulai perjalanan baru untuk tiga puluh hari kedepan. Saya ingin menuntaskannya terlebih dulu, dan kalau masih diberi kesempatan, saya melakukannya lagi begitu selesai, dan lagi bila sudah selesai yang kedua kali, dan lagi sesudah yang ketiga kali, dan lagi, dan seterusnya, aamiin. Saya takut bila saya harus meninggalkan banyak kesempatan baik, dan bertemu pada timbangan amal yang jomplang--dengan amal buruk yang tak tertolong. Saya takut dengan yang akan menemui saya bila saya tak lagi dapat menemui orang-orang di sini. Saya terlalu takut untuk setiap hal yang akhir-alhir ini berkelebat. Saya terlalu takut memperkirakan makna mimpi dua-tiga hari yang lalu, saat seorang sanak saudara yang telah berpulang, tiba-tiba saja muncul dan kami sedang dalam perjalanan menuju stasiun, yang tentu saja sangat dekat dengan sebuah kepergian yang jauh. Meskipun sudah terlalu lama saya tidak naik kereta dan menyambangi stasiun, begitu bangun, saya merasa takut kalau-kalau pada mimpi itu saya benar-benar sampai di stasiun bersama saudara itu. 

Saya terlalu takut. 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.