Kali Ini Tanpa Judul
Sejak awal, saya tidak pernah mencari perempuan untuk menggantikan Mamah. Karena yang satu itu tidak akan pernah digantikan siapapun. Tuhan yang memilihnya langsung. Manusia bisa saja salah pilih, tapi Tuhan, apa yang bisa kita ragukan?
Saya mencari perempuan yang mau menemani saya untuk melakukan semua hal di dunia ini—termasuk berbakti pada Mamah. Walaupun saya memilihnya sendiri, tapi Tuhan yang mempertemukannya. Pun Tuhan tahu saya akan memilihnya, dan Tuhan juga tahu saya hanya mau dengan yang berkenan menamani untuk segala hal, termasuk berbakti pada Mamah.
Walau saya masih ingin melalui banyak waktu bersama perempuan ini, tapi dipikir-pikir banyak sekali yang sudah saya lalui. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, apalagi Mamah. Dari segi waktu, saya sudah kalah jauh: 37 tahun. Ah, tapi saya enggan membicarakan waktu yang sirkuler. Membicara awal sama dnegan membicarakan akhir. Membicarakan waktu yang sudah berjalan, sama dengan membicarakan waktu yang masih tersisa. Saya sangat enggan membicarakannya, bukan hanya sisa waktu saya, tapi juga sisa waktu orang-orang di sekitar saya. Apakah waktu itu sudah berlalu dengan baik, apakah sisa waktu yang ada akan dilalui dengan baik?
Saya selalu kehabisan kata-kata jika itu tentang waktu. Hal yang saya yakin akan terjadi pada siapa saja, tapi saya belum juga siap.
Leave a Comment